SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN
A. URAIAN PROYEK 1. Umum Usaha Perikanan yang ada di Indonesia baik Provinsi Riau maupun di daerah Kabupaten Bengkalis terdiri dari Perikanan tangkap dan perikanan budi daya. Secara umum, saat ini tren perikanan tangkap mulai menurun seiring dengan peningkatan kegiatan perikanan budidaya dan terbatasnya daya dukung sumber daya perikanan dunia akibat mengalami degradasi kualitas lingkungan, pencemaran perairan baik laut maupun tawar, destructiv fishing, overfishing secara ilegal. Kondisi tersebut memberikan tantangan bagi daerah Kabupaten Bengkalis untuk kembali bertumpu pada kegiatan perikanan budidaya. Kabupaten Bengkalis dalam perkembangannya juga didukung oleh sektor perikanan dengan kegiatan budidaya air tawar maupun laut. Hal ini tertuang dalam rencana strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis yang menjabarkan pembangunan sektor perikanan yang diwujudkan dalam program pengembangan budidaya perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan telah membagi dua zona pembangunan budidaya sektor perikanan dan kelautan. Untuk budidaya perikanan dan air tawar, fokus pengembangannya di Bukit Batu, Mandau, Pinggir dan Siak Kecil. Sedangkan Budidaya ikan air payau dan air laut diarahkan ke Kecamatan Bantan, Bengkalis, Rupat dan Rupat Utara. Jenis ikan air tawar yang dikembangkan melalui budidaya antara lain, Ikan Nila Salin dan Ikan Lele karena memiliki pemasaran yang cukup menjanjikan. Untuk perikanan air payau yang dikembanngkan adalah budidaya udang vannamaei. Secara umum Kabupaten Bengkalis mempunyai potensi budidaya air payau (tambak) seluas 1.358,53 Ha yang tersebar di beberapa kecamatan. Tingkat pemanfaatan kurang lebih 300 Ha. Namun yang masih aktif beroperasi di Kecamatan Bantan 36,5 Ha, Bengkalis 12 Ha, Bukit Batu 0,25 Ha dan Kecamatan Rupat 0,25 Ha. Sedangkan sisanya 251 Ha menjadi tambak yang terlantar. 2. Kondisi Eksisting - Ikan Nila Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan konsumsi paling populer dan layak dikembangkan sebagai sumber protein masyarakat. Namun lahan budidaya di perairan air tawar cenderung menyempit akibat desakan pemanfaatan lahan untuk industri dan pemukiman. Pembenihan ikan nila di Hatchery Kecamatan Bantan dan menguji coba pembesaran di Demplot Penebal Kecammatan Bengkalis dan hasilnya cukup memuaskan, baik dari sisi pertumbuhan ikan maupun keuntungan bagi bisnis usaha budidaya perikanan. Keunggulan Nila salin selain kuat menghadapi salinitas tinggi, yaitu salinitas air diatas 20 ppt, ikan nila salin juga mempunyai tingkat pertumbuhan yang cepat. Jika menebar bibit berukuran 5-10 cm, untuk mencapai bobot 250 gram memerlukan waktu 3-4 bulan atau jika bobot per ekornya 600 gram, hanya memerlukan waktu 6-7 bulan. Budidaya ikan nila salin menjadi salah satu alternative terbaik dalam mengatasi kelesuan budidaya ikan air payau dewasa ini - Ikan Lele Ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidaya secara menyeluruh dan komersial oleh masyarakat Indonesia. Bisa dilakukan dibidang budidaya sumberdaya air yang berbatas meskipun jumlah tebar benih tinggi. Mudah dikendalikan oleh masyarakat. Pemasaran ikan lele mudah, dan venture modal yang dibutuhkan relatif rendah (tergantung pada ukuran dan biaya pakan). Selain itu lele memiliki kandungan gizi tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan perairan darat lainnya. Kabupaten Bengkalis memiliki potensi budidaya ikan air tawar ( kolam ) seluas 631,9 Ha dan yang baru dimanfaatkan seluas 66,27 Ha dengan daerah pengembangan di Kecamatan Bukit Batu, Mandau, Pinggir, Siak Kecil. Ikan lele sangat potensial untuk dikembangakan karena memiliki pemasaran yang cukup menjanjikan. Selain itu, di Kabupaten Bengkalis telah ada usaha pengolahan ikan lele, yaitu usaha pengasapan ikan lele di Kecamatan Mandau. Udang Vannamei (Litopenaues vannamei) di Indonesia merupakan jenis udang introduksi dari kawasan sub-tropis sekitar perairan negara Meksiko, Amerika Latin. Meskipun asal udang vaname dari kawasan sub-tropis, dalam pengembangannya dapat pula dibudidayakan di kawasan tropis secara massal dengan penerapan teknologi dari sederhana hingga intensif. Bila dibandingkan dengan jenis udang lainnya, udang vannamei memiliki karakteristik spesifik seperti adaptasi tinggi terhadap lingkungan suhu rendah, perubahan salinitas (khususnya pada salinitas tinggi), laju pertumbuhan yang relatif cepat pada bulan I dan II dan kelangsungan hidup tinggi. Dengan keunggulan yang dimiliki tersebut, jenis udang ini sangat potensial dan prospektif untuk dikembangkan di wilayah Indonesia secara umum dan khususnya di Kabupaten Bengkalis. Peran Pemerintah Kabupaten Bengkalis Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, untuk pengembangan budidaya ikan air tawar dan payau. Pemerintah Kabupaten Bengkalis akan memberikan berbagai kemudahan kepada para investor berupa ;
Peraturan Daerah Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pemvbangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2016-2021 Lisensi 1. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis 2. Pemerintah Kabupaten Bengkalis | ||||||||||||
DATA TERKAIT : |
1. | PKKPR |